LAPORAN
HASIL PRAKTIKUM KIMIA
“FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI”
Nama
: Tri Oktavia
Kelas : XI IPA 1
SMA
NEGERI 1 TERBANGGI BESAR
LAMPUNG
TENGAH
TAHUN
AJARAN 2016/2017
I.
Judul
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
II.
Tujuan
Percobaan
Menyelidiki faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
III.
Dasar
Teori
Laju reaksi menyatakan ukuran cepat atau
lambatnya suatu reaksi berlangsung. Jika ditinjau dari waktu berlangsungnya
reaksi, reaksi kimia ada yang berlangsung cepat dan ada yang berlangsung
lambat. Reaksi kimia terjadi ketika partikel-partikel zat yang bereaksi
(pereaksi) saling bertumbukan. Namun, tidak semua tumbukan yang terjadi akan
menghasilkan zat baru. Zat baru dapat dihasilkan dari tumbukan yang berlangsung
sempurna. Tumbukan yang sempurna dinamakan tumbukan efektif. Energi minimum
yang harus dimiliki oleh partikel pereaksi sehingga menghasilkan tumbukan
efektif disebut energi aktivasi. Semakin tinggi energi aktivasi suatu reaksi,
semakin lama reaksi itu berlangsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi :
a. Luas
permukaan
Jika luas permukaan semakin besar,
kemungkinan terjadi singgungan antarpereaksi juga akan semakin besar. Hal ini
akan memperbanyak frekuensi tumbukan sehingga tumbukan efektif juga akan banyak
terjadi. Frekuensi tumbukan efektif yang semakin banyak akan meningkatkan laju
reaksi. Laju suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh luas permukaan bidang sentuh
pereaksinya. Partikel serbuk lebih cepat bereaksi daripada partikel bongkahan
atau batangan. Hal ini dikarenakan permukaan bidang sentuh partikel serbuk
lebih luas daripada partikel batangan.
b. Konsentrasi
Konsentrasi berhubungan dengan frekuensi
tumbukan. Semakin besar konsentrasi, semakin banyak partikel zat yang bereaksi.
Akibatnya, kemungkinan tumbukan antarpartikel pereaksi semakin besar dan
tumbukan efektif antarpartikel juga semakin banyak terjadi. Pereaksi dengan
konsentrasi besar lebih cepat bereaksi daripada pereaksi yang mempunyai
konsentrasi lebih kecil.
c. Suhu
Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan
laju reaksi. Ketika suhu dinaikkan, energi kinetik dalam molekul reaktan juga
bertambah. Adanya energi kinetik yang tinggi menyebabkan gerakan antarmolekul
semakin cepat dan acak. Akibatnya, frekuensi tumbukan yang terjadi semakin
besar dan kemungkinan terjadinya tumbukan efektif semakin banyak sehingga
reaksi semakin cepat berlangsung.
d. Katalis
Katalis adalah zat yang pada umumnya
ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk mempercepat reaksi. Katalis bekerja
dengan turut terlibat dalam setiap tahap reaksi, tetapi tidak mengalami
perubahan secara permanen sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat
diperoleh kembali. Katalis berfungsi untuk menurunkan energi aktivasi. Adanya
katalis akan mengakibatkan reaksi berlangsung dalam beberapa tahap. Energi
aktivasi menjadi lebih rendah karena adanya katalis. Kondisi ini mengakibatkan
tumbukan efektif menjadi lebih sering terjadi. Akibatnya, reaksi berlangsung
lebih cepat.
IV.
Prosedur
Percobaan :
4.1.Alat
dan Bahan
4.1.1. Luas
Permukaan
No.
|
Alat/Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Labu Erlenmeyer
|
2
|
2
|
Alumunium foil
|
2
|
3
|
Pengukur waktu
|
1
|
4
|
Gelas ukur 25 mL
|
1
|
5
|
HCl 1 M
|
40
mL
|
6
|
Batu pualam kepingan
|
1
gram
|
7
|
Batu pualam serbuk
|
1 gram
|
4.1.2. Konsentrasi
No.
|
Alat/Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Labu
Erlenmeyer
|
2
|
2
|
Alumunium
foil
|
2
|
3
|
Pengukur
waktu
|
1
|
4
|
Gelas
ukur 25 mL
|
1
|
5
|
HCl
1 M
|
20 mL
|
6
|
HCl
2 M
|
20 mL
|
7
|
Batu
pualam serbuk
|
1 gram
|
4.1.3. Suhu
No
|
Alat/Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Kertas
|
1
|
2
|
Gelas
kimia 100 mL
|
2
|
3
|
Termometer
|
1
|
4
|
Gelas
ukur 10 mL
|
1
|
5
|
Pengukur
waktu
|
1
|
6
|
Pembakar
spirtus
|
1
|
7
|
Kaki
tiga + kasa
|
1
|
8
|
Korek
api
|
1
|
9
|
Larutan
Na2S2O3 0,1 M
|
40 mL
|
10
|
Larutan
HCl 0,1 M
|
10 mL
|
4.1.4. Katalis
No.
|
Alat/Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Labu
Erlenmeyer
|
3
|
2
|
Alumunium
foil
|
3
|
3
|
Gelas
ukur 25 mL
|
1
|
4
|
Pengukur
waktu
|
1
|
5
|
Larutan
NaCl 0,1 M
|
1 mL
|
6
|
Larutan
FeCl3
|
1 mL
|
7
|
Larutan
H2O2
|
20 mL
|
4.2.Cara
Kerja
4.2.1. Luas
Permukaan
a. Memasukkan
20 mL HCl 1 M ke dalam Erlenmeyer 50 mL.
b. Mengisi
alumunium foil dengan 0,5 gram batu pualam (CaCO3) kepingan dan
memasang alumunim foil itu pada Erlenmeyer yang sebelumnya telah diisi 20 mL
HCl 1 M.
c. Mereaksikan
HCl dan batu pualam dengan cara menjatuhkan batu pualam ke dalam larutan HCl.
Menghidupkan pengukur waktu pada saat memasukkan batu pualam ke dalam HCl dan
mematikan pengukur waktu saat reaksi telah selesai.
d. Catat
hasil pengamatan dalam tabel pengamatan.
e. Ulangi
langkah a-d dengan batu pualam yang berbentuk serbuk.
4.2.2. Konsentrasi
a. Isikan
1 gram butiran CaCO3 ke alumunium foil.
b. Isi
labu Erlenmeyer dengan larutan HCl 1 M sebanyak 25 mL.
c. Pasang
alumunium foil pada mulut labu Erlenmeyer yang telah diisi dengan 20 mL HCl 0,5
M. (Jangan sampai butiran CaCO3 terjatuh ke dalam HCl)
d. Jatuhkan
butiran CaCO3 ke dalam asam asetat dan pada saat butiran pualam
tepat jatuh ke dalan asam asetat, tekan stopwatch. Hentikan stopwatch tepat
ketika CaCO3 habis bereaksi dengan HCl. Catat waktunya sebagai hasil
pengamatan.
e. Ulangi
langkah a-d dengan mengganti HCl 1 M dengan menggunakan HCl 2 M.
f. Sajikan
data hasil pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan.
4.2.3. Suhu
a. Buatlah
tanda silang pada sehelai kertas.
b. Masukkan
20 mL larutan Na2S2O3 0,1 M ke dalam gelas
kimia. Letakkan gelas kimia tersebut di atas kertas yang bertanda silang. Ukur
suhu larutan dan catat.
c. Tambahkan
5 mL larutan HCl 0,1 M. Ukur dan catat waktu yang diperlukan sejak penambahan
larutan HCl sampai tanda silang tidak terlihat lagi.
d. Masukkan
20 mL larutan Na2S2O3 0,1 M ke dalam gelas
kimia yang lain.
e. Panaskan
hingga 10oC di atas suhu semula. Catat suhu tersebut. Letakkan gelas
kimia tersebut di atas kertas yang bertanda silang.
f. Tambahkan
5 mL larutan HCl 0,1 M. Ukur dan catat waktu yang diperlukan sejak penambahan
larutan HCl sampai tanda silang tidak terlihat lagi.
4.2.4. Katalis
a. Masukkan
masing-masing 10 mL larutan H2O2 0,1 M ke dalam dua gelas
kimia. Amati kecepatan timbulnya gelembung gas pada kedua gelas itu dan catat.
b. Tambahkan
10 tetes larutan NaCl 0,1 M ke dalam gelas kimia I dan 2 tetes larutan FeCl3
0,1 M ke dalam gelas kimia II. Amati perubahan yang terjadi.
c. Pasangkan
balon dengan cepat pada mulut Erlenmeyer. Catatlah waktu sampai balon berdiri.
V.
Hasil
pengamatan
5.1.Luas
Permukaan
Batu Pualam Kepingan
|
Batu Pualam Serbuk
|
Reaksi
berlangsung selama 20 menit 12 detik :
-
Terdapat banyak gelembung
-
Laju reaksi berlangsung lambat
-
Di dalam tabung reaksi terdapat
embun
|
Reaksi berlangsung
selama 15 menit 45 detik :
-
Terdapat sedikit gelembung
-
Laju reaksi berlangsung cepat
-
Di dalam tabung reaksi terdapat
butiran-butiran larutan HCl
|
5.2.Konsentrasi
HCl 1 M + serbuk CaCO3
0,5 gram
|
HCl 2 M + serbuk CaCO3
0,5 gram
|
Reaksi
berlangsung selama 12 menit :
-
Gelembung yang dihasilkan sedikit
dan tidak cepat habis
-
Menyisakan endapan
-
Warna HCl keruh
|
Reaksi berlangsung
selama 20 detik:
-
Gelembung yang dihasilkan banyak
dan cepat habis
-
Tidak menyisakan endapan
-
Warna HCl jernih
|
5.3.Suhu
Percobaan I
(larutan Na2S2O3 tidak dipanaskan)
|
Percobaan II
(larutan Na2S2O3 dipanaskan hingga suhu naik
10oC)
|
Larutan Na2S2O3
0,1 M sebanyak 20 mL :
-
Suhu awal 29oC
-
Suhu setelah dicampur dengan
larutan HCl adalah 29oC (tetap)
-
Waktu yang diperlukan sampai
tanda silang tidak terlihat adalah 2 menit 31 detik
|
Larutan Na2S2O3
0,1 M sebanyak 20 mL :
-
Suhu awal sebelum dipanaskan
adalah 29oC
-
Suhu setelah dipanaskan dan
dicampur dengan larutan HCl adalah 39oC
-
Waktu yang diperlukan sampai
tanda silang tidak terlihat adalah 40 detik
|
5.4.Katalis
Larutan H2O2
dengan FeCl3
|
Larutan H2O2
dengan NaCl
|
-
Gelembung semakin besar dan
banyak
-
Warna berubah menjadi pekat
-
Terdapat uap gas
-
Saat uap semakin besar dan banyak,
warna larutan yang awalnya pekat menjadi seperti warna FeCl3 yaitu
kuning terang
-
Suhu naik
-
Reaksi menjadi lebih cepat
-
Kecepatan gelembung relatif cepat
|
-
Gelembung banyak
-
Tidak terjadi perubahan warna
-
Reaksi berlangsung lebih lambat
|
VI.
Pembahasan
6.1.Luas
Permukaan
Dari hasil pengamatan,
terlihat bahwa batu pualam (CaCO3)
berbentuk butiran atau serbuk bereaksi lebih cepat daripada batu pualam (CaCO3)
bentuk kepingan. Hal ini dikarenakan luas permukaan bidang sentuh partikel batu
pualam (CaCO3) dalam bentuk serbuk lebih besar daripada batu pualam
(CaCO3) bentuk kepingan dalam massa yang sama. Maka, dapat
disimpulkan:
Semakin luas permukaan bidang sentuh suatu partikel, maka akan semakin cepat laju reaksinya.
Semakin luas permukaan bidang sentuh suatu partikel, maka akan semakin cepat laju reaksinya.
6.2.Konsentrasi
Dari hasil pengamatan, terlihat bahwa larutan dengan konsentrasi
HCl 2 M lebih cepat bereaksi
dibandingkan dengan larutan HCl berkonsentrasi 1 M. Larutan dengan konsentrasi
tinggi merupakan larutan pekat dan larutan dengan konsentrasi rendah merupakan
larutan encer. Pada larutan pekat, letak molekulnya rapat sehingga sering
terjadi tumbukan. Itulah sebabnya, jika konsentrasi larutan yang direaksikan
semakin besar, maka laju reaksinya juga semakin besar. Maka, dapat disimpulkan
:
Semakin besar konsentrasi zat yang
bereaksi, maka akan semakin cepat laju reaksinya.
6.3.Suhu
Dari hasil pengamatan, terlihat bahwa larutan yang dinaikkan
suhunya 10oC bereaksi lebih cepat dibandingkan dengan larutan yang
suhunya tidak dinaikkan. Jika suhu semakin tinggi, maka molekul-molekul dalam
materi akan semakin cepat bergerak. Akibatnya, frekuensi terjadinya tumbukan
semakin besar. Maka, dapat disimpulkan :
Semakin tinggi suhu larutan yang
bereaksi, maka akan semakin cepat laju reaksinya.
6.4.Katalis
Dari hasil pengamatan, terlihat bahwa larutan yang diberi
tetesan FeCl3 bereaksi lebih cepat dibandingkan dengan larutan yang
diberi tetesan NaCl. Dalam hal ini FeCl3 berperan sebagai
katalisator. Larutan yang ditambahkan katalis, laju reaksinya akan semakin
cepat.
Maka, dapat disimpulkan :
Penambahan katalis ke dalam suatu
reaksi dapat mempercepat laju reaksi tersebut.
VII.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa :
Luas permukaan zat, konsentrasi, suhu, dan katalis
mempengaruhi kecepatan laju reaksi.
▪
Semakin
besar luas permukaan suatu partikel, semakin cepat laju reaksinya
▪
Semakin
besar konsentrasi suatu larutan, semakin cepat laju reaksinya
▪
Semakin
tinggi suhu larutan yang bereaksi, semakin cepat laju reaksinya
▪
Jika
dalam larutan ditambahkan katalis maka akan semakin cepat laju reaksinya
VIII. Saran
Praktikum
harus dilakukan sesuai aturan cara kerja dengan baik dan benar serta harus
teliti dan hati-hati agar tidak terjadi segala sesuatu yang tidak diinginkan.
IX.
Daftar Pustaka
Fatoni,
Indah. et al. 2015. PR Kimia Kelas XI
Semester 1. Klaten: Intan Pariwara
0 komentar:
Posting Komentar